7/26/11

Di sana

Aku tidak tahu,
Apakah yang menunggu di sana,
Apakah bahagia atau sengsara.

Semoga aku sedia lengkap untuk segala,
Semoga aku sedia lekat untuk semua,
Semoga aku sedia terus di jalan-Nya.

Kepada semua disini,
Aku mohon berundur,
Walau sakit menghiris,
Walau rindu menebal,
Walau sesal meneman.

Kepada dia,
Aku berterima kasih,
Aku berasa syukur,
Atas segala kata hikmat,
Atas segala budi dan khidmat.

Semoga bertemu lagi kalian,
Semoga aku segar diingatan.

4/29/11

Harus Kau Rasa

Ingin ku nyatakan,
Walau bukan dalam jaga,
Tapi bagaimana,
Haruskan kau terasa.

Sepi di hati ku,
Hanya lah sebagai tanda,
Cinta yang telah,
Kau berikan masa lalu.

Sekadar mengulit,
Mimpi di malam ku.

4/10/11

Sang Puteri

Andai ku tahu,
Sang Puteri akan turun dari kayangan puri,
Akan ku semikan lautan itu,
Dengan seribu permata asli.

Andai ku tahu,
Sang Puteri akan turun dari puncak mahligai,
Akan ku serikan taman itu,
Dengan seribu bintang kejora.

Andai ku tahu,
Sang Puteri akan turun dari singgahsana nur,
Akan ku siapkan kota itu,
Dengan seribu berlian sinar.

Namun awan itu,
Mengaburi ku dengan sejuta bayangan,
Langkah mu itu tak dapat ku jejakkan,
Maka hadirmu hanya sekadar kilauan.

4/9/11

Di Sudut Itu

Sepi ku disudut itu,
Mengenangkan semalam,
Menghitung kesalan,
Menangisi ketiadaan,
Merungkai seribu soalan.

Apa mahu mu,
Bertandang tak diundang,
Bertanyakan semalam,
Bersoalkan esok,
Bersemikan harapan.

Mungkin diketika ini,
Sebias sinar cukup untuk mengaburi,
Sejalur gelap cukup untuk membayangi,
Rasa yang tidak dirasa.

Mungkin esok kau datang lagi,
Meski tidak ku hirau lagi.

3/2/11

Ride on the lonesome road

Ride on the lonesome road,
With a mind for yours,
Make away the fear,
Didn't care the rear.

Ride on the lonesome road,
With mind for yours,
Three cheers with the beers,
Doesn't care to hears.

1/25/11

Puisi Untuk Mu

Maka ingin sekali aku melempiaskan bait-bait puisi indah hanya untuk mu,
Namun tangan ku ini tiada lagi bisa mencurahkan kata-kata,
Hanya sedikit senyum mu yang bisa aku gambarkan,
Sekadar pelelap mimpi di malam suram...

11/25/10

Kerik

Teriaknya di sebalik mendung itu,
Terkalut oleh jeritan di kaki gunung,
Gemuruhnya menggegar jeram,
Hingga terbisa di jalur jurang.

Mentarinya kini kelam,
Yang menerangi lalu malamnya hanya bintang,
Mengintai jerihnya dari seribu batu,
Sekadar bisu mendengar bisikan,
Hela nafasnya yang panjang.

Seakan hujung cakera itu jalannya,
Tidak terpinggir walau hanya secalit batas,
Tiada bertanda walau hanya sekelikir batu.

Namun matanya masih bisa menyuluh,
Dengan kuyunya segalur cahaya,
Berbaki di kaki awan hitam.